Kasus kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak terus menjadi momok yang menghantui masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan serius ini, Edukasi Seksualitas Komprehensif adalah kunci utama yang harus diimplementasikan sejak dini. Ini bukan sekadar mengajarkan tentang organ reproduksi, melainkan membangun pemahaman utuh tentang tubuh, hak-hak privasi, batasan diri, serta kemampuan untuk mengidentifikasi dan melaporkan perilaku yang tidak pantas.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, Edukasi Seksualitas Komprehensif jauh melampaui topik hubungan pria dan wanita. Ini mencakup pengenalan yang tepat terhadap bagian tubuh, termasuk organ reproduksi, dan mengapa bagian tersebut bersifat pribadi. Data dari Komnas Perempuan pada tahun 2019 yang menunjukkan ribuan kasus kekerasan terhadap anak perempuan, termasuk inses dan kekerasan seksual, semakin memperjelas urgensi pendekatan ini. Anak yang memiliki pengetahuan ini akan lebih siap melindungi diri.
Psikolog anak terkemuka, Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, yang juga Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menekankan bahwa Edukasi Seksualitas Komprehensif harus disesuaikan dengan tahapan usia anak. Dimulai dengan pengenalan nama-nama organ tubuh secara ilmiah dan mengajarkan kebersihan diri. Seiring bertambahnya usia, materi dapat berkembang ke konsep “sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk,” mengajarkan anak untuk berkata “tidak” pada sentuhan yang tidak nyaman, dan siapa saja orang dewasa yang bisa mereka percaya untuk meminta bantuan.
Memberikan pengetahuan yang akurat akan mencegah anak mencari informasi dari sumber yang salah atau berbahaya. Anak yang teredukasi dengan baik akan lebih percaya diri dan memiliki keberanian untuk menolak serta melaporkan jika ada upaya pelecehan atau eksploitasi. Ini adalah langkah preventif yang sangat efektif. Pada Selasa, 27 Mei 2025, sebuah pelatihan untuk orang tua dan guru mengenai “Peran Komunikasi dalam Perlindungan Anak” diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di salah satu kota di Indonesia, menekankan pentingnya komunikasi terbuka ini.
Pada akhirnya, Edukasi Seksualitas Komprehensif adalah fondasi bagi perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi. Ini adalah upaya kolektif yang melibatkan orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang aman, di mana anak merasa didukung dan diberdayakan untuk menjaga diri mereka. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa anak-anak tumbuh kembang dalam lingkungan yang sehat dan terlindungi.