Pendidikan tinggi seringkali dipandang sebagai gerbang menuju karier yang lebih baik, namun biayanya menjadi hambatan bagi banyak orang. Di tahun 2025 ini, gagasan Terwujudnya Pendidikan Tinggi yang digratiskan bukan lagi utopia, melainkan sebuah investasi masa depan yang memiliki potensi besar untuk mendongkrak perekonomian nasional. Kebijakan ini, jika diimplementasikan dengan tepat, dapat menjadi katalisator bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan daya saing global.
Terwujudnya Pendidikan Tinggi tanpa biaya akan secara langsung meningkatkan aksesibilitas pendidikan. Ini berarti lebih banyak individu berbakat dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi akan memiliki kesempatan untuk meraih gelar sarjana atau pascasarjana. Peningkatan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi akan menciptakan angkatan kerja yang lebih terdidik dan terampil. Menurut analisis terbaru dari Lembaga Riset Ekonomi Pembangunan pada 12 Juni 2025, setiap peningkatan 1% APK pendidikan tinggi diproyeksikan dapat menyumbang kenaikan PDB nasional sebesar 0,25% dalam jangka menengah.
Selain kuantitas, Terwujudnya Pendidikan Tinggi yang digratiskan juga berpotensi meningkatkan kualitas SDM. Mahasiswa yang tidak terbebani biaya kuliah dapat lebih fokus pada studi, riset, dan pengembangan inovasi. Ini akan mendorong munculnya lulusan yang lebih kompeten, kreatif, dan siap menjawab tantangan industri. Contoh sukses dapat dilihat dari negara-negara seperti Jerman dan Norwegia yang telah menerapkan sistem ini dan secara konsisten menempati peringkat teratas dalam inovasi global.
Meskipun membutuhkan komitmen anggaran yang besar, biaya ini harus dilihat sebagai investasi, bukan pengeluaran. Dana yang dialokasikan untuk pendidikan tinggi akan kembali ke negara dalam bentuk peningkatan produktivitas, inovasi teknologi, dan penurunan angka kemiskinan serta kriminalitas. Pemerintah dapat mempertimbangkan berbagai skema pembiayaan, seperti pengalihan subsidi yang tidak tepat sasaran atau peningkatan pajak korporasi. Dalam sebuah seminar kebijakan publik di Jakarta pada 20 Mei 2025, para ekonom sepakat bahwa benefit ekonomi jangka panjang dari kebijakan ini akan jauh melebihi biaya awal.
Dengan demikian, Terwujudnya Pendidikan Tinggi yang digratiskan adalah langkah progresif dan strategis. Ini adalah sebuah investasi berani yang akan memastikan Indonesia memiliki SDM berkualitas tinggi, siap bersaing di kancah global, dan secara fundamental mendorong peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan di masa depan.